Wednesday 23 November 2016

Lipid: Penghasil Energi Tubuh

Lipid adalah sekelompok molekul yang beragam, semuanya tidak dapat larut dalam air, namun dapat larut dalam zat pelarut nonpolar, seperti eter dan kloroform (Sloane 2003). Lipid memerlukan mekanisme pengangkutan khusus agar bersirkulasi dalam darah karena lipid tidak larut dalam air. Lipid dalam sirkulasi tersusun menjadi partikel-partikel lipoprotein besar dengan berbagai golongan apolipoprotein. Apolipoprotein ini membantu kelarutan lipid serta pengangkutannya dari saluran cerna ke hati, yang memiliki reseptor spesifik untuk apolopoprotein (Sacher 2004). Lipid merupakan komponen penting dalam membran sel, termasuk diantaranya fosfolipid, glikolipid, dan dalam sel hewan adalah kolesterol. Fosfolipid memiliki banyak kerangka gliserol (fosfogliserida) atau sfingosina (sfingomylin). Serebrosida mengandung glukosa dan galaktosa dan dengan kerangka sfingosinatermasuk dalam glikolipid. Kolesterol merupakan senyawa induk bagi steroid lainyang disintesis dalam tubuh. Steroid tersebut adalah hormon-hormon yang penting seperti hormon korteks adrenal serta hormon seks, vitamin D, dan asam empedu (Tim Dosen Biokimia 2011).

Lipid atau biasa disebut juga dengan lemak terdiri dari berbagai macam jenis. Menurut struktur kimianya, lemak terdiri dari lemak netral (triglyceride), phospholipida,lecithine, dan sphyngomyelineb. Menurut sumbernya (bahan makanannya), lemak terdiri dari lemak hewani dan lemak nabati. Lemak nabati mengandung lebih bayak asam lemak tak jenuh yang menyebabkan titik cair yang lebih rendah dan berbentuk cair (minyak), sedangkan lemak hewani mengandung asam lemak jenuh, khususnya yang mempunyai rantai karbon panjang yang berbentuk padat (Riawan 1990).Menurut konsistennya, lemak terdiri dari dari lemak padat (lemak atau gaji) dan lemak cair (minyak). Menurut wujudnya, lemak terdiri dari lemak tak terlihat (invisible fat) dan lemak terlihat (visible fat). Wujud padat dan cairnya lemak dipengaruhi oleh tingkat kejenuhan asam lemak yang terdapat di dalamnya. Lemak yang kandungan asam lemaknya terutama asam lemak tidak jenuh akan bersifat cair pada suhu kamar dan biasanya disebut sebagai minyak, sedangkan yang kandungan asam lemaknya terutama asam lemak jenuh akan berbentuk padat (Edwar 2011). Asam Lemak Jenuh (Saturated Fatty Acid/SFA)'5 terdapat dalam produk hewani seperti susu penuh, krim, keju, daging-daging berlemak seperti daging sapi, daging sapi muda, daging babi dan ham. Juga terdapat dalam beberapa produk nabati termasuk minyak kelapa, minyak biji palm dan vegetable shortening. Asam Lemak Tak Jenuh (Unsaturated Fatty Acid/MUFA) sebagian besar terdapat dalam minyak tumbuh-tumbuhan seperti zaitun, minyak kacang tanah dan kacang tanah. Asam lemak ini menurunkan kadar kolesterol LDL tanpa mempengaruhi kadar kolesterol HDL darah (Tuminah 2009).

Lipid atau Lemak cari yang disebut Minyak (ByFen)

Lipid memiliki berbagai fungsi di dalam tubuh, diantaranya adalah menghasilkan energi yang dibutuhkan tubuh, menghasilkan asam lemak esensial, pelumas di antara persendian, membantu pengeluaran sisa makanan, dan memberi kepuasan cita rasa. Lipid merupakan sumber energi yang pekat, 1 gram lipid memberikan 9 gram kalori. Energi yang berlebihan dalam tubuh akan disimpan dalam jaringan adiposa sebagai energi potensial. Lipid adiposa ini tersimpan dalam jaringan di bawah kulit/ sub cutaneus tissues sebanyak 50%, sekeliling alat tubuh dalam rongga perut sebanyak 45%, dan dalam jaringan bagian dalam otot/intra muscular tissues sebanyak 5% (Suhardjo 2010). 

Prinsip “like dissolve like” artinya suatu zat akan larut pada pelarut yang tepat atau sesuai. Hal ini dapat dikatakan bahwa zat yang bersifat polar akan larut pada pelarut polar, dan zat yang bersifat non polar akan larut pada pelarut yang non polar. Kelarutan suatu zat dapat disebabkan oleh beberapa faktor, faktor tersebut adalah jenis pelarut, suhu, dan pengadukan (Winarno 1991). Faktor suhu sangat berpengaruh terhadap kelarutan zat, semakin tinggi suhu maka kelarutan akan semakin tinggi pula. Hal tersebut dikarenakan ketika suhu meningkat, jarak antar ikatan zat menjadi renggang sehingga ikatannya muda lepas dan akhirnya larut. Pengadukan dapat menyebabkan kelarutan semakin tinggi. Partikel dalam suatu larutan berukuran sebesar molekul atau ion–ion. Partikel itu tersebar merata dalam larutan dan menghasilkan fase homogen. Karena sedemikian menyatunya penyebaran solut dan solven, sifat fisik larutan sedikit berbeda dengan solven murninya.

Ketidakjenuhan dalam lemak dan minyak biasanya ditentukan dengan adisi kuantitatif iodin kepada ikatan rangkap duanya. Penghidrogenan ikatan rangkap dua asam lemak tak jenuh merupakan cara dalam industri untuk mengubah minyak menjadi lemak. Oksidasi yang dikaitkan dengan ikatan rangkap itu penting baik dari segi niaga maupun segi biologi (Isnani 2013). Asam lemak tidak jenuh dapat terlihat melalui penentuan bilangan iod yang dapat menunjukkan adanya asam lemak tak jenuh sebagai penyusun dari minyak atau lemak. Asam lemak tidak jenuh mampu mengikat iodium dan membentuk senyawa jenuh. Banyaknya iodine yang diikat oleh asam lemak menunjukkan banyaknya ikatan rangkap yang terdapat dalam minyak atau lemak (Carolina 2008).

Ikatan rangkap dua dalam ikatan komponen asam lemak tak jenuh dari trigliserida terputus, membentuk aldehid berbobot molekul rendah dengan bau tak sedap. Aldehid kemudian dioksidasi asam lemak berbobot molekul rendah yang juga berbau tidak enak. Ketengikan memperpendek masa simpan biskuit dan makanan sejenisnya (Carolina 2008). Kerusakan lemak yang utama timbul dari bau dan rasa tengik yang disebut proses ketengikan. Kerusakan ini dimulai dengan pembentukan radikal-radikal bebas yang disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat mempercepat reaksi seperti cahaya dan panas. Oksidasi ini dapat juga berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan minyak atau lemak. Terjadinya oksidasi akan mengakibatkan bau tengik pada minyak atau lemak (Carolina 2008). Fungsi kertas fluoroglusinol pada percobaan adalah sebagai indikator dalam menentukan ketengikan larutan dengan adanya perubahan warna yang terjadi pada kerta floroglusinol. Perubahan warna pink menunjukkan reaksi positif bahwa uji tersebut tengik.


Daftar Pustaka
Carolina D. 2008. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas dan Bilangan Iodin dari Minyak Hasil Ekstraksi Kacang Tanah dengan Pelarut n-Heksana. Medan(ID): Universitas Sumatera Utara.
Edwar Z et al. 2011. Pengaruh Pemanasan terhadap Kejenuhan Asam Lemak Minyak Goreng Sawit dan Minyak Goreng Jagung. Padang(ID): Universitas Andalas.
Harper. 1980. Biokimia (Review of Physiological Chemistry) Edisi 17. Jakarta(ID): EGC
Isnani AN. 2013. Ekstraksi dan Karakteristik Minyak Ikan Patin yang Diberi Pakan Pelet Dicampur Probiotik. [SKRIPSI]. Jember(ID): Universitas Jember.
Lehninger AL. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid I. Maggy Thenawijaya, penerjemah. Jakarta(ID): Erlangga
Poedjiaji Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta(ID): UI Press.
Riawan S. 1990. Kimia Organik Edisi 1. Jakarta (ID): Binarupa Aksara
Sacher RA, McPherson RA. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium Edisi 11. Wulandari D, penerjemah. Jakarta (ID): EGC. Terjemahan dari: Widmann’s Clinical Interpretation of Laboratory Tests
Suhardjo, Kusharto CM. 2010. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta (ID): Kanisius
Tim Dosen Biokimia. 2011. Analisis Lipid dengan Menggunakan Berbagai Uji Kualitatif.  Makassar(ID): UPTMKU Universitas Hasanuddin.
Tuminah S. 2009. Efek Asam Lemak Jenuh dan Asam Lemak Tak Jenuh "Trans" terhadap Kesehatan. Jakarta(ID): Puslitbang Biomedis dan Farmasi
Winarno FG. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia.

Itulah pengertian dan jenis mengenai lipid, semoga dapat bermanfaat dan tetap semangat belajar.
Sekian dan terima kasih.

Jangan lupa comment and share ya, salam ByFen!

0 komentar:

Post a Comment